TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN KEMAUAN YANG KERAS _MAHATMA GHANDI

jam dunia

IN ONE MORNING,,

Yang Menghambat Kemajuan

v Menyalahkan

Menyalahkan itu tidak baik,menyalahkan orang lain maupun diri sendiri. Menyalahkan => Ketika terjadi sesuatu dan itu bukan hal yang baik,maka akan muncul ^Menyalahkan^.

Contohnya bisa dimulai dari hal yang kecil. Misalnya seseorang yang tengah berjalan dan dalam suasana riang ceria,matanya tidak akan fokus kejalan, pabila dia berada di taman maka matanya akan melihat bunga-bunga. Tiba-tiba kakinya tersandung batu, “Adawh,, kamu kok disini batu?”. Yang disalahkan benda yang diam. Atau yang lain misalnya; Kepeleset kulit pisang, yang akan disalahkan perama kali adalah kulit pisangnya trus orang yang telah membuang kulit pisang itu sembarangan.Padahal inti sebenarnya dari kejadian itu adalah kekurang hati-hatian kita.

# Allah tidak memberikan kecuali yang kita usahakan. Usaha agar jatuh ya,, jangan liat2 jalan.

v Rasionalisasi

Rasionalisasi => Orang paling nggak suka atau nggak nyaman apabila disalahkan. Hal inilah yang menyebabkan munculnya ^Rasionalisasi^.

Rasionalisasi dapt juga dikatakan Mencari-cari Alasan dan dalam redaksi Rasulullah disebut Tulul Amal.

Contohnya: Misal seseorang punya planning tahun ini punya penghasilan 5 Juta rupiah. Dan itu tidak berhasil.”Iyalah nggak berhasil relasiku khan sedikit... Akupun sibuk dengan agenda lain.. dan banyak alasan lain yang akan membenarkan ketidak berhasilannya itu. Dan setiap alasan itu dibuat sepositif mungkin.

Sebenarnya akar dari semua ini adalah rasa tidak nyaman karena melakukan kesalahan. Sebab kesalahan itu akan membuat seseorang merasa tidak berharga,ini berhubungan juga dengan konsep harga diri,Untuk menaikan harga diri tersebut makanya seseorang mencari-cari alasan yang disebut juga Apologia.

Kata Zainal Abidin.. Seorang Motivator;mencari-cari alasan itu seperti memetik angin,sangat mudah!

Rasionalisasi ini mengakibatkan tidak adanya evaluasi maksimal atas pekerjaan kita. Hal ini tidak untuk Individu saja,berlaku juga untuk organisasi dan negara.

v Malu Tanpa Iman

Jika Rasulullah bilang Malu adalah sebagian dari Iman. Yaitu malu pada Allah jika bermaksiat. Malu pada Rasulullah bila Akhlak kita tidak baik,Malu pada Al-Qur,an bila kita tidak hidup berlandaskan padanya.

Tapi malu yang menghambat kemajuan disini adalah Malu yang tanpa alasan.Seperti malu memberi nasihat karena takut dibilang Ustad,padahal sebenarnya kita mampu melakukannya. Malu terhadap pujian. Jika kita sendiri tidak bisa menerima hal itu bagaimana orang akan mengakui kita.

Dan memang dalam kehidupan kita ada koridor-koridor dalam Al-Qur,an yang tidak bisa kita langgar. Selagi tidak bertentangan dengan Aturan Allah,Why Not?

Seperti,, Malu tampil karena takut ditertawakan,malu diejek. Disini ada perasaan tidak nyaman dan ingin menutupinya.

Ini juga yang membuat pelajar tidak mau bertanya pada guru apabila tidak tahu,Malu Tanpa Iman.

#Al-Qur,an bilang Orang beriman itu tidak khawatir terhadap celaan.

Malu Tanpa Iman ini mengakibatkan Malu-Maluin,Tidak ada proses pembelajaran Ujungnya tidak ada kemajuan.

v Takut Tanpa Iman

Kalau tadi Malu tanpa iman,Sekarang adalah Takut Tanpa Iman. Kriterianya sama,yaitu takut yang tanpa alasan.

Seperti tidak melakukan sesuatu karena takut gagal.

Siapa yang tahu nasib kita dalam hitungan detik,menit,jam atau tahun kedepan. Semua itu ghaib buat kita. Coba saja melakukan yang terbaik. Kalau gagal bukan orangnya yang gagal,tapi rencananya.

v Penyakit Seandainya

Penyakit seandainya ini bisa diibaratkan dengan orang yang mengendarai mobil tapi lebih banyak melihat kaca spion. Akibatnya bisa jadi mobil nggak jalan-jalan karena takut nabrak.

Orang punya penyakit ^seandainya^ ini dikarenakan keinginan bernostalgianya sangat tinggi. “..Seandainya dulu kuliah dijurusan ini mungkin penghasilanku akan lebih tinggi..” dan sebagainya. Tulul amal itu panjang angan-angan dan menunda-nunda pekerjaan. Karena kalau sudah berandai-andai,habislah cerita disitu.Tidak ada waktu untuk mengoreksi diri apalagi berkreatifitas.

Dari point pertama timbul Pertanyaan:Apa yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kekurangan kita? Sedang menyalahkan diri sendiri juga nggak baik...

Disini hanya berbeda konteksnya saja antara Menyalahkan Diri Sendiri dengan Mengambil Tanggung Jawab.

Menyalahkan diri sendiri mengakibatkan putus asa dan keterpurukan.

Sedangkan mengambil tanggung jawab adalah untuk melakukan yang lebih baik.

“ Ya,saya terima saya salah,dan saya akan membuatnya lebih baik.”

Dan untuk mengetahui kekurangan diri,disinilah gunanya merenung.

Mengevaluasi aktifitas kita sehari-hari:

ü Positif atau tidak positif

ü Produktif atau tidak

ü Aktifitas yang kita senangi atau yang tidak kita senangi.

Apabila tidak bisa mengevaluasi diri sendiri,takut kurang objektif karena adanya Rasionalisasi tadi maka jangan segan-segan minta pendapat orang lain,”Menurut ente kinerja ana kayak mana,,”

( Sumber: Hasan, Mutiara Pagi Trijaya FM,Ditulis oleh Turija Yakub,20 Maret 2010)

IN ONE MORNING,,

Yang Menghambat Kemajuan

v Menyalahkan

Menyalahkan itu tidak baik,menyalahkan orang lain maupun diri sendiri. Menyalahkan => Ketika terjadi sesuatu dan itu bukan hal yang baik,maka akan muncul ^Menyalahkan^.

Contohnya bisa dimulai dari hal yang kecil. Misalnya seseorang yang tengah berjalan dan dalam suasana riang ceria,matanya tidak akan fokus kejalan, pabila dia berada di taman maka matanya akan melihat bunga-bunga. Tiba-tiba kakinya tersandung batu, “Adawh,, kamu kok disini batu?”. Yang disalahkan benda yang diam. Atau yang lain misalnya; Kepeleset kulit pisang, yang akan disalahkan perama kali adalah kulit pisangnya trus orang yang telah membuang kulit pisang itu sembarangan.Padahal inti sebenarnya dari kejadian itu adalah kekurang hati-hatian kita.

# Allah tidak memberikan kecuali yang kita usahakan. Usaha agar jatuh ya,, jangan liat2 jalan.

v Rasionalisasi

Rasionalisasi => Orang paling nggak suka atau nggak nyaman apabila disalahkan. Hal inilah yang menyebabkan munculnya ^Rasionalisasi^.

Rasionalisasi dapt juga dikatakan Mencari-cari Alasan dan dalam redaksi Rasulullah disebut Tulul Amal.

Contohnya: Misal seseorang punya planning tahun ini punya penghasilan 5 Juta rupiah. Dan itu tidak berhasil.”Iyalah nggak berhasil relasiku khan sedikit... Akupun sibuk dengan agenda lain.. dan banyak alasan lain yang akan membenarkan ketidak berhasilannya itu. Dan setiap alasan itu dibuat sepositif mungkin.

Sebenarnya akar dari semua ini adalah rasa tidak nyaman karena melakukan kesalahan. Sebab kesalahan itu akan membuat seseorang merasa tidak berharga,ini berhubungan juga dengan konsep harga diri,Untuk menaikan harga diri tersebut makanya seseorang mencari-cari alasan yang disebut juga Apologia.

Kata Zainal Abidin.. Seorang Motivator;mencari-cari alasan itu seperti memetik angin,sangat mudah!

Rasionalisasi ini mengakibatkan tidak adanya evaluasi maksimal atas pekerjaan kita. Hal ini tidak untuk Individu saja,berlaku juga untuk organisasi dan negara.

v Malu Tanpa Iman

Jika Rasulullah bilang Malu adalah sebagian dari Iman. Yaitu malu pada Allah jika bermaksiat. Malu pada Rasulullah bila Akhlak kita tidak baik,Malu pada Al-Qur,an bila kita tidak hidup berlandaskan padanya.

Tapi malu yang menghambat kemajuan disini adalah Malu yang tanpa alasan.Seperti malu memberi nasihat karena takut dibilang Ustad,padahal sebenarnya kita mampu melakukannya. Malu terhadap pujian. Jika kita sendiri tidak bisa menerima hal itu bagaimana orang akan mengakui kita.

Dan memang dalam kehidupan kita ada koridor-koridor dalam Al-Qur,an yang tidak bisa kita langgar. Selagi tidak bertentangan dengan Aturan Allah,Why Not?

Seperti,, Malu tampil karena takut ditertawakan,malu diejek. Disini ada perasaan tidak nyaman dan ingin menutupinya.

Ini juga yang membuat pelajar tidak mau bertanya pada guru apabila tidak tahu,Malu Tanpa Iman.

#Al-Qur,an bilang Orang beriman itu tidak khawatir terhadap celaan.

Malu Tanpa Iman ini mengakibatkan Malu-Maluin,Tidak ada proses pembelajaran Ujungnya tidak ada kemajuan.

v Takut Tanpa Iman

Kalau tadi Malu tanpa iman,Sekarang adalah Takut Tanpa Iman. Kriterianya sama,yaitu takut yang tanpa alasan.

Seperti tidak melakukan sesuatu karena takut gagal.

Siapa yang tahu nasib kita dalam hitungan detik,menit,jam atau tahun kedepan. Semua itu ghaib buat kita. Coba saja melakukan yang terbaik. Kalau gagal bukan orangnya yang gagal,tapi rencananya.

v Penyakit Seandainya

Penyakit seandainya ini bisa diibaratkan dengan orang yang mengendarai mobil tapi lebih banyak melihat kaca spion. Akibatnya bisa jadi mobil nggak jalan-jalan karena takut nabrak.

Orang punya penyakit ^seandainya^ ini dikarenakan keinginan bernostalgianya sangat tinggi. “..Seandainya dulu kuliah dijurusan ini mungkin penghasilanku akan lebih tinggi..” dan sebagainya. Tulul amal itu panjang angan-angan dan menunda-nunda pekerjaan. Karena kalau sudah berandai-andai,habislah cerita disitu.Tidak ada waktu untuk mengoreksi diri apalagi berkreatifitas.

Dari point pertama timbul Pertanyaan:Apa yang perlu diperhatikan untuk mengetahui kekurangan kita? Sedang menyalahkan diri sendiri juga nggak baik...

Disini hanya berbeda konteksnya saja antara Menyalahkan Diri Sendiri dengan Mengambil Tanggung Jawab.

Menyalahkan diri sendiri mengakibatkan putus asa dan keterpurukan.

Sedangkan mengambil tanggung jawab adalah untuk melakukan yang lebih baik.

“ Ya,saya terima saya salah,dan saya akan membuatnya lebih baik.”

Dan untuk mengetahui kekurangan diri,disinilah gunanya merenung.

Mengevaluasi aktifitas kita sehari-hari:

ü Positif atau tidak positif

ü Produktif atau tidak

ü Aktifitas yang kita senangi atau yang tidak kita senangi.

Apabila tidak bisa mengevaluasi diri sendiri,takut kurang objektif karena adanya Rasionalisasi tadi maka jangan segan-segan minta pendapat orang lain,”Menurut ente kinerja ana kayak mana,,”

( Sumber: Hasan, Mutiara Pagi Trijaya FM,Ditulis oleh Turija Yakub,20 Maret 2010)

LOGIKA MATEMATIKA


KAPANKAH SEBUAH KALIMAT DISEBUT SEBUAH PERNYATAAN???????????????

Logika matematika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika. Logika matematika berhubungan erat dengan ilmu komputer dan logika filosofis. Tema utama dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif dari sistem pembuktian formal. Logika matematika sering dibagi ke dalam cabang-cabang dari teori himpunan, teori model, teori rekursi, teori pembuktian, serta matematika konstruktif. Bidang-bidang ini memiliki hasil dasar logika yang serupa. dalam pembelajaran logika matematika dipelajari tentang: 1. pernyataan (kalimat tertutup) adalah suatu kalimat yang mempunyai nilai benar saja atau salah saja tidak sekaligus bernilai benar dan salah dan kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya ( benar atau salah). 2. pernyataan berkuantor adalah pernyataan yang memuat ukuran kuantitas dan jumlah seperti semua, setiap, tanpa kecuali, ada, beberapa dan sebagainya. 3. pernyataan majemuk adalah suatu pernyataan yang dibentuk dari beberapa pernyataan tunggal dengan menggunakan kata hubung logika, seperti dan, atau, jika ....maka...., ....jika dan hanya jika.... a. konjungsi adalah pernyataan majemuk yang dihubungkan kata " dan" dengan simbul ^ . nilai kebenaran p ^ q ditentukan sebagai berikut: - p ^ q benar jika p benar dan q benar - p ^ q salah, jika salah satu salah atau jika dua - duanya salah b. disjungsi adalah pernyataan majemuk yang dihubungkan kata " atau" dengan simbul v . nilai kebenaran p v q ditentukan sebagai berikut: - p v q benar jika p benar dan q benar atau salah satunya benar - p v q salah, jika dua - duanya salah c. implikasi adalah pernyataan majemuk yang dihubungkan kata " jika .... maka...." dengan simbul "panah satu arah kiri . d. bimplikasi adalah pernyataan majemuk yang dihubungkan kata " ...jika dan hanya jika...." dengan simbul "panah dua arah kiri .