TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN KEMAUAN YANG KERAS _MAHATMA GHANDI

jam dunia

Tidak Ada Doa Yang Tidak Dikabulkan Allah


IMPIAN SAYA

oleh Totto Chan pada 17 Juli 2011 jam 8:33

Material

1....

2. Kamera untuk Photografer

3. ....

4. ....

5. ....

6. S2 Psikologi

7. ....

8. ....

9. Semua buku Andrea Hirata, Arpan Pradiansyah,Ippho Santosa, Andri Wongso serta kawan2nya

10. Rumah



Wisata

11. Sebulan di Jepang

12. Jalan-jalan ke Kairo,Mesir.

13. Mengunjungi Australia

14. Bermain di Kebun Apel, Inggris

15. Mengunjungi Taj Mahal,India

16. Keliling Indonesia



Spiritual

17. Haji dengan orangtua

18.Hapal Al Qur'an 30 juz

19. ....

20. Faham Islam secara Syumul



Bahasa

21. Inggris

22. Jepang

23. Arab



Keluarga

24. Maksimalkan pengabdian dikampung untuk satu tahun ke depan Insya Allah

25. ....

26. Melahir dan membesarkan sebanyak mungkin anak-anak yang sholeh ^_^



Karier dan Bisnis

27. Buka Toko Buku + Pakaian + Kue

28. Buka Rumah Belajar + Bermain + Berkreatifitas

29. Pustaka dan Lapangan Olahraga

30. Bebas kerja di Usia 40 Tahun



Hidup hanya sekali.. Orang2 Hebat seperti Andri Wongso , Bob Sadino dan Mario Teguh itu juga makan nasi sama seperti kita.

PESAN PESAN ITU


Andai bisa kuhapus pesan-pesan itu,
karenanya aku mengalihkan Mu
Sebuah kebanggaan yg menyusup
Sebuah rasa yang perlahan terbentuk
Maafkan aku Tuhanku.

Aku tahu,
Engkau cemburu
karena prilakuku beberapa hari terakhir
Karena pikiranku yang menduakanmu
Karena sesuatu yang tak ku minta hadirnya
Maka Tuhan...
hapuskanlah pesan-pesan itu dari hatiku
agar aku dapat membaca pesan dari Mu
karena selain Mu siapa lagi?

Ku Serah Cinta By In Team

Ku Serah Cinta
oleh Totto Chan pada 12 Juli 2011 jam 6:04

Ku serah segala ketentuan

Biarlah masa yang berbicara

Dipangku wajah yang layu

Dan aku telah jemu



Aku tidak mahu berpaling

Pada yang mengganggu dan menggugat

Sapanya meletihkan diri

Hadirnya mengundang penat



Akan ku serah cinta ini

Bukan lagi pada manusia

Kerana cinta martabat itu

Bersalut segunung kepalsuan

Dan kepuraan



Aku semakin tidak peduli

Apa yang mungkin akan terjadi

Kerana gerak dan tindakanku

Mahu bebas dari masalah



Ku serahkan cinta ini

Hanya padaMu, oh Tuhan



Akan ku serah cinta ini

Bukan lagi pada manusia

Kerana cinta martabat itu

Bersalut segunung kepalsuan

Dan kepuraan



Aku adalah aku sekarang

Biar terbuang tetap berjuang

Akan ku serahkan jiwa ini

Sepenuh hati dengan keikhlasan

Aku adalah aku yang sekarang

Ku serahkan cinta ini





[ Tundukanlah Pandanganmu,dan Tunjukanlah ketaatanmu pada Allah]

Maka Syaitan akan membencimu dan Allah akan menyayangimu ;)

^^ KUANSING WITH LOVE... ^^
oleh Totto Chan pada 02 Juli 2011 jam 23:09

Pacu Jalur di Kuantan Singingi

Pacu Jalur adalah salah satu Even Wisata Kebanggaan Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kuantan Singingi. Ada yang mengatakan Pacu Jalur ini sama dengan dengan Even Wisata Dayung Perahu Naga. Itu salah besar. Kalau miriup mungkin iya. Karena Pacu Jalur mempunyai keunikan tersendiri. Dimulai dari mencari pohon besar untuk perahu, pembuatannya sampai kegelanggang pacu. Inilah daya tarik even wisata tradisional yang mendunia. Setiap even Pacu Jalur ini dihelat ada saja peserta dari luar negeri yang turut serta. Berikut ini paparan tentang Pacu Jalur, dimulai dari asal usul, pembuatan sampai ke tata cara perlombaanya.



Asal Usul dan Perkembangan

Kuantan Singingi adalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Daerahnya banyak memiliki sungai. Kondisi geografis yang demikian, pada gilirannya membuat sebagian besar masyarakatnya memerlukan jalur1 sebagai alat transportasi Kemudian, muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Selain itu, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan, lomba itu oleh masyarakat stempat disebut sebagai “Pacu Jajur”.



Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau Tahun Baru 1 Muharam. Ketika itu setiap perlombaan tidak selalu diikuti dengan pemberian hadiah. Artinya, ada kampung yang menyediakan hadiah dan ada yang tidak menyediakannya. Lomba yang tidak menyediakan hadiah diakhiri dengan acara makan bersama. Adapun jenis makanannya adalah makanan tradisional setempat, seperti: konji, godok, lopek, paniaran, lida kambing, dan buah golek. Sedangkan, lomba yang berhadiah, penyelenggara mesti menyediakan empat buah marewa2 yang ukurannya berbeda-beda. Juara I memperoleh ukuran yang besar dan juara IV memperoleh ukuran yang paling kecil. Namun, dewasa ini hadiah tidak lagi berupa marewa tetapi berupa hewan ternak (sapi, kerbau, atau kambing).



Ketika Belanda mulai memasuki daerah Riau (sekitar tahun 1905), tepatnya di kawasan yang sekarang menjadi Kota Teluk Kuantan, mereka memanfaatkan pacu jalur dalam merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Akibatnya, pacu jalur tidak lagi dirayakan pada hari-hari raya umat Islam. Penduduk Teluk Kuantan malah menganggap setiap perayaan HUT Ratu Wilhelmina itu sebagai datangnya tahun baru. Oleh karena itu, sampai saat ini masih ada yang menyebut kegiatan pacu jalur sebagai pacu tambaru. Kegiatan pacu jalur sempat terhenti di zaman Jepang. Namun, pada masa kemerdekaan pacu jalur diadakan kembali secara rutin untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17- Agustusan).





Pemain Pacu Jalur

Pacu jalur hanya dilakukan oleh para laki-laki yang berusia antara 15--40 tahun secara beregu. Setiap regu jumlah anggotanya antara 40--60 orang (bergantung dari ukuran jalur). Anggota sebuah jalur disebut anak pacu, terdiri atas: tukang kayu, tukang concang (komandan, pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang onjai (pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan) dan tukang tari yang membantu tukang onjai memberi tekanan yang seimbang agar jalur berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama. Selain pemain, dalam lomba pacu jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.



Tempat Permainan Pacu Jalur

Pacu jalur biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Sebagaimana telah dikatakan di atas, Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai jalur pelayaran jalur sejak awal abad ke-17. Dan, di sungai ini pulalah perlombaan pacu jalur pertama kali dilakukan. Sedangkan, arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan tiga tiang pancang.



Peralatan Permainan Pacu Jalur

Peralatan permainan dalam pacu jalur, tentu saja adalah jalur yang dibuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-sambung. Panjang jalur antara 25--30 meter, dengan lebar ruang bagian tengah 11,25 meter. Bagian-bagian jalur terdiri atas: (1) luan (haluan); (2) talingo (telinga depan); (3) panggar (tempat duduk); (4) pornik (lambung); (5) ruang timbo (tempat menimba air); (6) talingo belakang; (7) kamudi (tempat pengemudi); (8) lambai-lambai/selembayung (pegangan tukan onjor); (9) pandaro (bibit jalur); (10) ular-ular (tempat duduk pedayung); (11) selembayung (ujung jalur berukir); dan (13) panimbo (gayung air). Jalur dilengkapi pula dengan sebuah dayung untuk setiap pemain.



Bagian selembayung dan pinggir badan jalur biasanya berukir dan diberi warna semarak. Motifnya bermacam-macam seperti: sulur-suluran, geometris, ombak, buruk dan bahkan pesawat terbang. Tiap-tiap jalur mempunyai nama seperti: Naga Sakti, Gajah Tunggal, Rawang Udang, Kompe Berangin, Bomber, Pelita, Orde Baru, Raja Kinantan, Kibasan Nago Liar, Singa Kuantan Sungai Pinang, Dayung Serentak, Keramat Jati, Panggogar Alam, Tuah di Kampuang Godang di Rantau, Ratu Dewa dan lain-lain. Tujuan dari pengukiran, pewarnaan dan pemberian nama pada setiap jalur tersebut adalah agar dapat “tampil beda” dari yang lain.



Untuk dapat membuat sebuah jalur-lomba yang biasanya mewakili desa, kecamatan atau kabupaten, harus melalui proses yang cukup panjang dan melibatkan banyak orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan jalur dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Kuantan Singingi disebut jalur.



Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun rencana pembuatan jalur melalui musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda. Rapat ini biasanya dipimpin oleh seorang pemuka desa atau pemuka adat. Bila kesepakatan telah dicapai, maka kegiatan selanjutnya adalah memilih jenis kayu. Pohon yang dicari adalah banio atau kulim kuyiang yang panjangnya antara 25--30 meter dengan garis tengah antara 1½ --2 meter. Kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, tahan air, juga dipercayai ada “penunggunya”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditentukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan kepada “penunggu” pohon agar pohon itu tidak hilang secara gaib.



Kayu yang sudah disemah oleh pawang, selanjutnya ditebang dengan kapak dan beliung. Setelah itu, kayu diabung (dipotong) ujungnya menurut ukuran tertentu sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat. Setelah diabung kedua ujungnya, kemudian kayu dikupas kulitnya dan diukir pada bagian haluan, telinga, dan lambung. Apabila jalur sudah terbentuk, maka langkah berikutnya adalah meratakan bagian depan (pendadan), yakni bagian atas kayu yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung. Kemudian disusul dengan tahap mencaruk atau melubangi dan menghaluskan bagian dalam kayu dengan ketebalan tertentu.



Selanjutnya menggaliak atau membalikkan dan menelungkupkan kembali jalur untuk dibentuk dan dihaluskan. Pekerjaan ini memerlukan perhitungan cermat sebab harus selalu menjaga ketebalan jalur agar dapat seimbang ketika berada di air. Cara mengukurnya antara lain dengan membuat lubang-lubang kakok atau bor yang kemudian ditutup lagi dengan semacam pasak. Setelah terbentuk, maka jalur dibalikkan kembali dan kemudian dilanjutkan dengan proses terakhir yaitu membuat haluan dan kemudi. Apabila haluan dan kemudi telah terbentuk, maka jalur akan dibawa ke kampung untuk diasapi dan disertai dengan upacara maelo jalur. Sebelum jalur diluncurkan ke sungai, ada suatu upacara lagi yang bertujuan agar jalur dapat berlayar dengan baik ketika sudah berada di air.



Aturan Permainan Pacu Jalur

Pacu jalur dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: (1) pacu antarbanjar atau dusun; (2) pacu antardesa atau kelurahan; dan (3) pacu antarkecamatan yang ada di wilayah Kuantan Sengingi. Aturan dalam ketiga tingkatan perlombaan pacu jalur tersebut tergolong mudah, yaitu regu jalur yang dapat mencapai garis finish terlebih dahulu dari regu lain, dinyatakan sebagai pemenangnya. Pertandingan pacu jalur biasanya dilakukan dengan dua sistem yaitu: setengah kompetisi dan sistem gugur untuk menentukan pemenang pertama hingga keempat dan sepuluh besar.





Jalannya Permainan Pacu Jalur

Perlombaan, baik antardusun, antardesa, maupun antarkecamatan, diawali dengan membunyikan meriam. Meriam digunakan karena apabila memakai peluit tidak akan terdengar oleh peserta lomba, mengingat luasnya arena pacu dan banyaknya penonton yang menyaksikan perlombaan. Pada dentuman pertama jalur-jalur yang telah ditentukan urutannya akan berjejer di garis start dengan anggota setiap regu telah berada di dalam jalur. Pada dentuman kedua, mereka akan berada dalam posisi siap (berjaga-jaga) untuk mengayuh dayung. Dan, setelah wasit membunyikan meriam untuk yang ketika kalinya, maka setiap regu akan bergegas mendayung melalui jalur lintasan yang telah ditentukan. Sebagai catatan, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah anak pacunya (peserta) dalam lomba ini tidak dipersoalkan, karena ada anggapan bahwa penentu kemenangan sebuah jalur lebih banyak ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu yang dijadikan jalur dan kekuatan kesaktian sang pawang dalam “mengendalikan” jalur.



Dalam pertandingan jalur, apabila menerapkan sistem gugur, maka peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Namun apabila menggunakan sistem setengah kompetisi, setiap regu akan bermain beberapa kali dan pada akhirnya regu yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi juaranya.



Nilai Budaya Pacu Jalur

Nilai budaya yang terkandung dalam pacu jalur adalah: kerja keras, ketangkasan, keuletan, kerja sama dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar jalurnya dapat mendahului jalur regu lain. Nilai ketangkasan dan keuletan tercermin dari teknik-teknik yang dilakukan oleh anggota sebuah regu dalam menjalankan jalur agar dapat melaju dengan cepat dan tidak tenggelam. Nilai kerja sama tercermin dari anggota regu yang berusaha bersama-sama mengendalikan jalur agar dapat melaju cepat dan memenangkan perlombaan. Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.



Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Dierktorat Jenderal Kebudayaan. 1988. Aneka Ragam Hkasanah Budaya Nusantara I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


1 Jalur adalah sebuah perahu yang pada awal abad ke-17 digunakan sebagai alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan yang berada di sepanjang Sungai Batang Kuantan (antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir). Ketika itu transportasi darat belum berkembang, sehingga jalur merupakan alat angkut penting bagi warga desa, terutama untuk mengangkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu. Selain itu, juga untuk mengangkut manusia (sekitar 40 orang).


2 Marewa adalah bendera kain berwarna-warni yang berbentuk segi tiga dan bagian tepinya direnda.

Article By : Datuk Bertuah

Bahasa Jepang

japanese daily expression


buat sahabat yang lagi belajar bahasa jepang, di bawah ini ada beberapa ungkapan yang biasa dipakai sehari-hari. let's practice ^^

::Arigatou = Terima Kasih
biasanya sih kita cukup katakan 'arigatou' saja, tapi akan lebih sopan kalau kita menambahkan 'gozaimasu' di belakangnya.kata ini diucapkan ketika orang lain telah membantu / memberikan sesuatu kepada kita. secara harfiah artinya “sulit (bagi saya) untuk menerima (kebaikan dari anda)”. oiya, kita juga bisa menambahkan kata どうも– doumo di depannya, yang bisa diartikan “Sangat/Sekali”. jadinya どうも ありがとう ございます- doumo arigatou gozaimasu - makasih banyak'.
kita juga bisa mengubahnya jadi bentuk lampau, yaitu ketika bantuan/sesuatu dari orang lain sudah kita terima. ucapkan saja 'arigatou gozaimashita' - ありがとう ございました.
kalau di kalangan remaja, dikenal juga kata サンキュー – Sankyuu yang diserap dari kata bahasa Inggris ”Thankyou”. bahasa Slank ini kadang ditulis dengan angka 39 (angka 3 dalam bahasa jepang dibaca “san” dan angka 9 dibaca “kyuu”), bahasa sms nee… hehehe ^o^

::Itadakimasu = Selamat Makan
biasanya diucapkan ketika memulai makan. secara gramatik artinya sih “saya menerima”. ucapan ini mengandung makna rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang telah berjasa, sehingga seseorang dapat menyantap suatu makanan / kadang termasuk minuman. oiya, sebelum makan, jangan lupa baca BISMILLAH juga ya ^o^

::Gochisousama deshita = Saya Selesai Makan
kata ごちそう (gochisou) sendiri artinya “hidangan yang lezat”. jadi, ucapan 'gochisousama deshita' ini bisa dianggap sebagai ucapan terimakasih kepada semua yang telah berjasa menyediakan makanan untuk kita. kadang diartikan menjadi “Saya selesai makan” atau “Terimakasih atas makanannya”. jangan lupa juga, baca ALHAMDULILLAH ^o^
oiya,ketika diajak pergi makan oleh orang lain alias ditraktir, orang Jepang punya kebiasaan mengucapkan 'gochisousama deshita' ini berulang-ulang. pertama ketika dia baru saja selesai makan. kedua ketika mereka pulang dan akan berpisah kembali ke tempat tinggal masing-masing. dan ketiga, adalah ketika mereka bertemu lagi keesokan harinya, atau beberapa hari setelah itu. hmm...mereka memang tahu sopan santun ya.

::Ittekimasu = Saya Berangkat
arti ittekimasu yang lebih tepat sesuai dengan asal kata-nya adalah “Saya pergi dan akan kembali lagi”. diucapkan oleh seseorang yang akan berangkat meninggalkan suatu tempat, kemudian dia akan kembali lagi ke tempat itu. orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan いってきます (ittekimasu) ketika mereka pergi dari rumah.


::Itte(i)rasshai = Selamat Jalan
ucapan ini merupakan jawaban dari いってきます( ittekimasu) . Bunyi “i” di tengah-tengah bisa dihilangkan. diucapkan kepada orang yang akan pergi dari suatu tempat, dan dia akan kembali lagi (misalnya diucapkan ke anak yang akan berangkat ke sekolah). dalam kehidupan sehari-hari, bisa juga kedua ungkapan itu dibalik, seseorang yang berada di rumah lebih dulu mengucapkan いってらっしゃい dan orang yang akan pergi baru mengucapkan いってきます.

Coba kita lihat penggunaan lainnya pada contoh di bawah ini:

ヤマピ : ともこちゃん、いま から いっしょに えいがかん に いかない ( tomoko chan, ima kara issho ni eigakan ni ikanai ?
ともこ: ええ? じゃ、いってらっしゃい。( ee ? ja, itterasshai…)


Yamapi : Tomoko-sayang… abis ini ke bioskop bareng2 yuk?
Tomoko : Hh? Oke kalo gitu…. selamat jalan…


nah, dii percakapan itu “itterasshai” dipakai oleh Tomoko untuk menolak ajakan Yamapi secara kasar dan dengan unsur bercanda. “itterasshai” disitu bisa diartikan, “berangkat sendiri sono gih, aku disini aja ga ikutan" ^o^v


::Irasshaimase = Selamat Datang
いらっしゃいませ merupakan kata yang sering dipakai oleh pelayan toko untuk memberi sambutan kepada para costumer-nya. Irasshaimase hampir tidak pernah dipakai di kantor-kantor pelayanan umum, bank, kantor pos, juga oleh pribadi ketika menyambut seseorang. Ungkapan lain yang juga berarti “Selamat datang” adalah いらっしゃい-Irasshai dan ようこそ-Youkoso.

::Tadaima = Saya Kembali
ただいま sering juga diartikan “aku pulang”, diucapkan ketika kita kembali dari suatu tempat.

::Okaerinasai = Selamat datang kembali
おかえりなさい merupakan jawaban dari Tadaima. Berasal dari kata かえり yang berarti pulang, dan なさい yang berarti silakan. kalau di film Shinchan selalu mengucapkan kedua salam ini terbalik (dia selalu mengucapkan Okaerinasai ketika dia pulang, bukan Tadaima) ^o^

::O genki desuka? = Apa Kabar?
sebenarnya ungkapan ini digunakan untuk menanyakan kesehatan seseorang. tapi, biasa juga dipakai untuk menanyakan kabar/keadaan. kita bisa menjawabnya dengan はい、元気です - Hai, genki desu – Iya, sehat atau はい、お蔭様で - Hai, okagesama de – Iya, berkat doa anda (saya baik-baik saja).

::Osakini = Saya Duluan
lengkapnya adalah お先に失礼します - Osakini shitsureishimasu, artinya “saya pergi duluan”. misalnya, ketika di kelas kita ingin pulang terlebih dahulu, sementara teman-teman yang lain masih berada di dalam kelas, kita mengucapkan 'osakini shitsureishimasu'. orang yang kita tinggalkan menjawabnya dengan お先にどうぞ - osakini douzo yang berarti “silakan duluan”.


::Otsukaresama deshita = Terimakasih telah bersusah payah
お疲れ様でした biasa juga diartikan “Terimakasih atas kerjasamanya”. ungkapan ini biasanya diucapkan untuk situasi dimana beberapa orang telah selesai melakukan suatu pekerjaan / hal secara bersama-sama. bentuk lain yang artinya sama, tapi bentuknya lebih tidak sopan adalah ご苦労様でした - gokurousama deshita.


::Ja, mata ashita = Sampai jumpa besok
ashita あした berarti “besok”. kata 'ashita' disitu bisa diganti dengan kata-kata lain seperti あとで “Sebentar lagi”, らいしゅう “Minggu depan”, らいげつ “Bulan depan”, dst. Bentuk yang lebih formal adalahでは、また -Dewa, mata. Sedangkan bentuk yang tidak formal antara lain じゃ ね - Ja ne, atau じゃ、また ね - Ja, mata ne, serta ほんじゃ - honjya (logat Kansai/Osaka).


::Ojama shimasu = Permisi
jama berarti “gangguan”, sehingga 'ojamashimasu' bisa diartikan “saya mengganggu”. dipakai ketika akan masuk ke kamar / rumah orang lain, atau juga sekedar basa-basi ketika akan meminta bantuan.

::Gomen kudasai = Permisi
ご免ください - gomen kudasai diucapkan ketika kita akan bertamu ke rumah seseorang. bisa juga sebagai pengganti mengetuk pintu.


::Osewani narimasu = Telah merepotkan
お世話になります - osewani narimasu adalah saya telah merepotkan anda”. Merupakan ungkapan yang diucapkan ketika kita merasa telah membuat orang lain repot karena kita.

::Onegai shimasu = Tolong
おねがいします merupakan permohonan ketika kita ingin meminta pertolongan kepada orang lain. bisa diartikan “Mohon bantuannya” atau “Mohon kerjasamanya”. Ada juga kata よろしく - yoroshiku yang artinya juga sama seperti onegaishimasu. kadang keduanya digabung menjadi よろしく おねがいします - yoroshiku onegaishimasu, atau yang lebih sopan lagi よろしくおねがいいたします - yoroshiku onegaiitashimasu. artinya akan sama sekali berbeda ketika kita menambahkan kata どうぞ - douzo di depannya.

::Hajimemashite = Salam kenal
はじめまして diucapkan ketika mengawali perkenalan saat kita bertemu pertama kali dengan seseorang. dalam bahasa Inggris sama artinya dengan “How do you do”.

::Douzo yoroshiku onegai shimasu = Terimalah perkenalan dari saya
どうぞ よろしく おねがいします - walaupun maknanya mirip dengan よろしく おねがいします, tapi ungkapan ini dipakai ketika kita mengakhiri saja. lebih umum disingkat menjadi どうぞよろしく - douzo yoroshiku saja. jawaban untuk kalimat ini adalah こちらこそ よろしくおねがいします artinya “senang juga berkenalan dengan anda, mulai sekarang, sayapun akan membutuhkan bantuan dari anda”.


::Ohayou gozaimasu = Selamat pagi
お早うございます walaupun tidak mengandung kata yang dalam bahasa Jepang berarti “Pagi”, tapi kata inilah yang diucapkan ketika kita pertama kali bertemu seseorang suatu hari. Untuk teman akrab atau orang yang kedudukannya di bawah kita, kita bisa mengucapkan お早う Ohayou. ungkapan ini diucapkan sejak dini hari, sampai sekitar jam 11 pagi.

::Konnichiwa = Selamat siang
konnichi berarti “Hari ini”. konnichiwa 今日は diucapkan mulai tengah hari, sampai matahari tenggelam. Yang perlu diingat, salam seperti Ohayou gozaimasu, Konnichiwa dan Konbanwa hanya dapat kita ucapkan ke seseorang satu kali dalam sehari. Lebih dari itu, jika kita bertemu lagi dengan orang yang sama dan ingin mengucapkan salam, kita bisa pakai “doumo” sambil menganggukkan kepala sedikit.


::Konbanwa = Selamat malam
konban berarti “malam ini”. dengan menambahkan partikel WA di belakangnya, kata ini berubah menjadi salam, yang diucapkan pada waktu malam hari.

::Ohisashiburi desu = Lama tidak bertemu
sesuai dengan artinya, diucapkan ketika bertemu orang yang kita sudah lama tidak berjumpa dengannya. bentuk yang lebih kasar adalah しばらくです - shibaraku desu.


::Omedetou gozaimasu = Selamat
おめでとうございます artinya selamat. biasa digabung dengan kata lain seperti 新年おめでとうございます - shinnen omedetou gozaimasu - “Selamat tahun baru”, atau ご結婚おめでとうございます - Go-kekkon omedetou gozaimasu - “Selamat Menikah” juga 誕生日おめでとうございます - Tanjoubi omedetou gozaimasu - “Selamat ulang tahun” atau バランおめでとうございます - Rubaran omedetou gozaimasu - “Selamat Lebaran” , dst.


::Oyasumi nasai = Selamat tidur
お休みなさい diucapkan ketika kita berpisah dengan orang lain untuk tidur, atau berpisah ketika sudah larut malam. biasanya juga hanya diucapkan 'oyasumi'.

::Sumimasen = Maaf
すみません digunakan untuk meminta maaf atas kesalahan kita, atau berterima kasih ketika orang lain melakukan hal yang seharusnya tidak perlu dia lakukan untuk kita. ada juga yang mengucapkannya dengan すいません - suimasen. bentuk biasa dari ungkapan ini adalah ご免なさい - gomennasai, atau ごめん - gomen. kata lain yang artinya mirip adalah しつれいします - shitsureishimasu, yang berarti “maaf atas kelancangan saya”.


::Moshimoshi = Halo
biasanya, kata ini cuma dipakai untuk pembicaraan di telepon saja. ada cerita yang mengatakan bahwa, kata ini dipakai karena setan tidak bisa mengucapkan kata もしもし - moshimoshi. ini menandakan bahwa orang yang mengangkat telepon dari kita benar-benar manusia, bukan hantu setan atau sejenisnya ^o^

::Sayounara = Selamat Tinggal
さようなら merupakan ucapan ketika akan berpisah untuk jangka waktu yang lama, bahkan mungkin tidak akan bertemu lagi. Merupakan kependekan dari kalimat bahasa Jepang Klasik さようならば おいとまをもうします - Sayounaraba oitoma o moushimasu.


yah, that's all the expressions. sebenarnya masih banyak lagi sih, tapi nanti disambung di postingan yang lain aja deh. ok, selamat mencoba ^_^


*diambil dari mana-mana*